Terkadang tidak mudah menjadi seorang moderator dalam sebuah diskusi formal. Selain dibutuhkan kemampuan retorika yang baik, seorang moderator juga harus mampu menyelami kebutuhan pemateri dan audiens. Moderator yang dikatakan berhasil memiliki keterampilan dalam menjembatani komunikasi antara pemateri dan audiens. Bila komunikasi tersebut telah terbentuk, biasanya kegiatan diskusi menjadi lebih menarik.
Namun kendala pengalaman kerap kali menjadi unsur penting dalam menampilkan performa terbaik seorang moderator. Anda mungkin pernah mengamati seorang pengatur acara yang justru kebingungan dengan posisinya sendiri. Suasana diskusi menjadi kaku dan tidak komunikatif. Akhirnya, acara diskusi menjadi hak pemateri secara tunggal. apalagi jika audiens menangkap ketidakpuasan pelayanan pembawa acara, tuntas sudah maka pembawa acara hanya akan dianggap sebagai pengganggu acara.
Jika anda mengalami masalah yang sama dengan fakta-fakta tersebut, ada baiknya anda mencoba beberapa tips berikut ini :
- Rencanakan Kalimat moderasi yang baku (tuliskan semua dengan asumsi seolah anda bisa mengatur sebuah acara hanya dengan membacanya).
- Susun secara efisien baik waktu maupun penggunaan istilah. Karena biasanya audiens merasa lebih nyaman bekerjasama dengan seorang moderator yang tidak boros dalam berkata-kata.
- Gali banyak informasi tentang materi diskusi lebih dulu. Dengan begitu anda akan punya banyak kesempatan untuk menjembatani pikiran pemateri kepada audiens. Dengan mengetahui informasi lebih banyak seorang moderator juga punya lebih banyak kemungkinan untuk memikat rasa ingin tahu audiens terhadap materi. Apalagi jika disampaikan dengan bahasa persuasi yang cerdas, audiens akan menilai anda sebagai seorang yang betul-betul bisa bekerja secara profesional.
- Berlatihlah untuk membuat kesimpulan sebuah materi secara cepat. ini akan banyak memberi anda manfaat dalam mengekor setiap pernyataan-peryataan yang disampaikan pemateri.
- Berfikirlah seolah anda seorang tuan rumah yang sangat ramah. Anggaplah audiens sebagai bagian dari anda sendiri. Bayangkan jika anda berada pada posisi yang sama ; ingin tahu dan ingin diberi tahu Dengan begitu anda tidak akan terbebani dengan permintaan dan pertanyaan dari mereka.
Tulisan di atas adalah buah dari pengalaman Kami selama menjadi moderator kajian dialog interaktif subuh. Bagi kami yang belum begitu mahir menyusun pembicaraan secara spontan, menjadi moderator adalah momok. Tetapi berkat usaha keras dan terus mengevaluasi penampilan diri, kami pun mulai mengerti bagaimana kriteria seorang moderator yang bekerja sesuai dengan yang audies dan pemateri ingini.